Monday, September 12, 2016

[Life Story] Naik Bis Kota Keliling Bandung

Hai! Apa kabar teman-teman pembaca?

Baru-baru ini aku dan pacarku habis jalan-jalan keliling kota pake... bis kota! Yap, bis kota damri. Kami jalan-jalan dari rumahku di sekitar Soekarno-Hatta Bandung menuju Jatinangor dan Braga. Jadi, perjalanan kami yang cukup melelahkan ini berakhir bahagia. Hahaha. Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 9.30 WIB. Kami menunggu bis sekitar 20 menit, lalu kami naik bis menuju Jatinangor dengan rute Elang-Jatinangor. Ini adalah kali pertama dalam 22 tahun hidup, aku bisa naik bis kota. Selama ini, aku lebih memilih untuk naik angkot, ojek, atau kendaraan pribadi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Uang yang dihabiskan untuk sekali jalan dari Soekarno-Hatta menuju Jatinangor hanyalah Rp4.000 saja. Murah banget. Jauh berbeda apabila dibandingkan dengan angkot yang bisa mencapai Rp10.000 dengan efisiensi tenaga yang berbeda. Hahaha. Kalau naik angkot, uang yang dihabiskan lebih banyak dan tenaga juga lebih banyak karena harus turun naik angkot. Sedangkan untuk naik bis kota, uang yang dihabiskan lebih sedikit untuk jarak yang lumayan jauh. Selain itu, tenaga juga tidak terkuras habis karena tidak usah naik turun mobil untuk ganti rute. Sayangnya, apabila menggunakan bis kota, apabila kita kurang beruntung dan bis penuh, kita harus rela berdiri selama perjalanan. Ya, ada plus minus nya sih. 

Ini ada beberapa foto yang aku ambil di dalam bis kota. Semua foto aku ambil sendiri menggunakan handphone ya. 




(Ekspresi wajah si doi ketika duduk dalam bis kota :p)



(Keadaan di dalam bis kota. Bersih, nyaman, dan aman)



(Berhasil selfie berdua. Yaaay!)


Sesampainya di Jatinangor, kami langsung mencari sarapan plus makan siang. Hahaha. Ya, lumayan bisa menghemat ongkos dan buat jajan nanti. Kami langsung mendatangi sebuah rumah makan bernama Kantin Jatinangor. Maaf ya kantinnya lupa di foto, tapi aku gak lupa untuk foto makanannya. Hahaha. 


(Nasi putih + jamur krispi ukuran jumbo + mie goreng)

Itu adalah foto makanan yang aku makan. Porsi yang diambil juga banyaaaak banget, kayaknya bisa untuk makan berdua porsinya dan harganya.... Hanya Rp11.000 aja... Murah, banget. Di UNPAR, mana bisa makan porsi babon dengan harga murah sekali sodara-sodara.... Es teh manis juga harganya cuma Rp4.000 aja. Lama-lama, kalo saya tinggal di Jatinangor, bisa jadi gendut dan perbaikan gizi sih ini namanya... 

Lalu, setelah makan siang dan nongkrong-nongkrong cantik, kita mencoba untuk jalan dari gerbang UNPAD yang lama menuju Fakultas Teknik Geologi. Why? Ada yang mau mengenang masa mudanya gitu deh. Hahaha. Saya kira, dari gerbang lama ke fakultasnya itu deket. Ya, maklum aja, biasa di UNPAR, kemana-mana deket, ini bagian ke UNPAD Jatinangor yang gedenya minta ampun itu loh.... Jauh uga ea. Nanjak pula jalannya. Dan kami, hanyalah manusia-manusia bodoh yang mau menempuh perjalanan dengan jalan kaki. Ya, jalan kaki sodara-sodara. Orang gila emang. Hahaha. Ya, lumayanlah buat bakar lemak abis makan siang dengan porsi babon. Heu. 


(Mas Boss kalo difoto emang suka judes, maafkan yah :p)


(Gimana gayaku, udah kayak anak geologi belom? :p)

Setelah jalan-jalan sampe puas di Jatinangor, kami berdua melanjutkan perjalanan menuju Braga. Kami menggunakan bis damri jurusan Tanjungsari-Kebon Kalapa. Lumayan juga sih jaraknya, jauh banget. Ongkos yang dihabiskan hanya Rp8.000 saja untuk jarak yang sangat jauh. Hanya, bis ini menurutku jauh lebih penuh dibanding jurusan Elang-Jatinangor. Jadi, ketika kami naik bis ini, kami gak kebagian tempat duduk sampai Margahayu Raya. Lalu, selama di perjalanan, macet total. Sehingga, kami harus berdiri lama. Nah, ada pengalaman ternyebelin sih. Jadi, aku lebih duluan dapat tempat duduk. Pas sampe mana gitu, aku lupa, yang duduk di sebelahku turun dan aku udah ngebooking tempat duduk di sebelahku untuk pacarku. Tapi, ada yang nyerobot gitu deh. Pura-pura mau turun, tapinya langsung duduk di sebelahku. Malesin banget gak sih? Ya ampun... 

Lanjut lagi, kami menempuh perjalanan dari Jatinangor ke Braga itu sekitar hampir dua jam lamanya. Karena, macet. Soekarno-Hatta, biasa. Menggunakan bis tersebut, kami hanya tiba sampai ITC Kebon Kalapa. Sehingga, kami harus lanjut menggunakan angkutan kota jurusan Elang-Cicadas dan turun di depan alun-alun Bandung. Kami jalan kaki, dan melewati bazaar makanan di jalan sebelah Gedung Asia Afrika, jalan Soekarno (kalo gak salah). Kami langsung mencari makanan, dan menemukan mie baso. 



Mie baso ini dihargai Rp30.000 satu porsi dan sayangnya rasanya juga biasa aja. Setara dengan mie baso seharga Rp12.000 atau malah lebih enak. Setelah makan malam, kami melanjutkan perjalanan ke Braga, tepatnya Braga City Walk. Disana, pacarku akan manggung dan memainkan gitar kesayangannya. Hihihi. Walaupun aku sering nonton dia mainin gitarnya depanku, eksklusif hanya untukku seorang, tapi aku selalu suka apabila aku dapat menonton pertunjukkannya. Aku merasa bangga memiliki seseorang yang bisa memainkan gitar, main-main dengan batu, dan menghiburku setiap saat. Hahahaha. 


(Foto diambil dari samping ketika doi manggung)


(Selfie dikit bolehlah ya :p)

Perjalanan hari itu diakhiri dengan perpisahan kami di Braga City Walk. Karena tujuan kami yang masih berbeda, dan doakan bisa menyamakan tujuan pulang. Hehehe. 



Terimakasih ya sudah membaca cerita perjalanaku. Semoga kalian menyukai tulisanku dan mendapatkan inspirasi untuk jalan-jalan keliling Bandung menggunakan armada transportasi umum. Tujuannya simpel, supaya Bandung gak macet sih. Hehehe. 

Jangan lupa ya follow instagramku @nurshantikusuma, twitterku @nurshantik, dan facebookku di Nurshanti Kusuma. Jangan lupa follow dan comment tulisanku ini ya. Kritik dan saran dari teman-teman semua begitu berarti untukku supaya dapat meningkatkan kualitas tulisanku. Bye! :)  



No comments:

Post a Comment

Menjadi Seorang Budak Korporat?

Haiiiii... Udah lama banget aku gak nulis blog.. Kangen buat nulis, tapi waktu yang aku punya buat nulis sulit banget rasanya :( Baru-baru...